eradt.com – Di era di mana detail gambar menjadi senjata utama fotografer profesional, Sony a7R V (model ILCE-7RM5) muncul sebagai jawaban sempurna. Dirilis pada Oktober 2022 sebagai penerus a7R IV, kamera ini masih menjadi benchmark di 2025 berkat sensor 61MP-nya yang tak tertandingi, sistem autofocus berbasis AI revolusioner, dan kemampuan video 8K yang spektakuler. Bagi pecinta landscape, studio, wildlife, atau hybrid shooter, a7R V bukan sekadar kamera—ia adalah mitra kreatif yang andal.
Dengan harga sekitar Rp 50–60 juta (body only) di pasar Indonesia, apakah investasi ini layak? Mari kita bedah secara lengkap.
Spesifikasi Utama: Kekuatan di Balik 61 Megapiksel
Sony a7R V dibangun dengan prosesor BIONZ XR terbaru, yang memadukan resolusi tinggi dengan performa cepat. Berikut ringkasan kunci:
| Fitur | Detail |
|---|---|
| Sensor | Full-frame Exmor R CMOS 61MP (9504 x 6336 piksel) |
| Autofocus | 693 phase-detection points, AI deep learning untuk manusia, hewan, burung, serangga, kendaraan |
| Stabilisasi | In-body 8-stop (dengan mode Active untuk video) |
| Shooting Speed | Hingga 10 fps (mechanical shutter), buffer 583 RAW compressed |
| Video | 8K 24p, 4K 60p (10-bit 4:2:2), raw output 16-bit via HDMI |
| EVF & Layar | EVF 9.44 juta dot (0.9x magnification), layar 3.2″ 2.1 juta dot (multi-angle hinge) |
| ISO Range | 100–32.000 (expandable 50–102.400) |
| Konektivitas | Wi-Fi 6, Bluetooth 5.0, USB-C 3.2, micro HDMI |
| Baterai | NP-FZ100 (530 shots CIPA, turun dari a7R IV) |
Sumber: Situs resmi Sony dan review B&H Photo. Sensor 61MP ini memungkinkan cropping ekstrem tanpa kehilangan detail, ideal untuk cetak besar atau editing post-produksi.
Fitur Unggulan: AI yang Membuat Hidup Lebih Mudah
Apa yang membuat a7R V beda dari pendahulunya? Jawabannya ada di unit pemrosesan AI baru, yang merevolusi autofocus.
- Autofocus Berbasis AI: Menggunakan deep learning untuk mengenali subjek secara real-time—bukan hanya wajah atau mata, tapi pose, ekspresi, bahkan serangga kecil atau pesawat. Akurasi mencapai 79% untuk subjek kompleks seperti burung terbang, jauh lebih baik dari a7R IV. Cocok untuk wildlife atau street photography di mana momen cepat hilang begitu saja.
- Stabilisasi 8-Stop: Kombinasi IBIS (in-body) dan OSS (lens) memberi kompensasi guncangan hingga 8 stop—terbaik di kelasnya. Mode Active menambahkan crop minimal untuk video handheld yang mulus, seperti saat traveling.
- Pixel Shift Multi Shooting: Ambil 16 frame berurutan untuk hasil 240MP (atau 4 frame untuk 61MP noise-reduced). Fitur ini sempurna untuk landscape statis atau produk studio, menghasilkan file RAW super-detail.
- Video Hybrid Canggih: Rekam 8K 24p oversampled dari full sensor untuk ketajaman luar biasa, atau 4K 60p dengan sampling 10-bit. Codec XAVC HS (HEVC) hemat storage, sementara XAVC S-I intraframe untuk editing pro. Output raw 16-bit via HDMI buat kolaborasi dengan post-production.
- Desain Ergonomis: Layar multi-hinge (tilt up/down + flip-out) memudahkan vlogging atau low-angle shot. EVF Quad-XGA 9.44 juta dot terasa seperti “melihat melalui lensa mata telanjang”. Plus, tombol custom lebih banyak untuk workflow cepat.
Untuk traveler, fitur seperti focus bracketing dan bulb timer baru menambah fleksibilitas, meski file RAW besar (sekitar 120MB) butuh kartu CFexpress/SD UHS-II.
Kelebihan dan Kekurangan: Real Talk dari Review 2025
Berdasarkan tes lapangan dari DPReview, PCMag, dan Live Science, a7R V unggul di hampir segala aspek—tapi bukan tanpa cela.
Kelebihan:
- Kualitas Gambar Tak Tertandingi: Sensor 61MP beri dynamic range 15-stop, noise rendah hingga ISO 6400. Warna natural, highlight recovery luar biasa—ideal untuk astrophotography (meski kurang optimal di ISO tinggi karena megapiksel tinggi).
- AF Terbaik di Pasar: “Yang terbaik yang pernah kami uji,” kata Backscatter untuk underwater macro. Tracking subjek 3D tanpa skip.
- Build Quality Premium: Tahan debu/air, bobot 723g ringan untuk full-frame. Cocok hybrid photo-video.
- Update Firmware 2025: Sony tambah dukungan AI untuk kendaraan dan serangga, plus kompatibilitas lens lebih luas (E-mount).
Kekurangan:
- Battery Life Pendek: Hanya 530 shot (CIPA), turun dari 670 di a7R IV—siapkan grip VG-C3EM atau power bank.
- Noise di Low-Light: 61MP bagus untuk detail, tapi lebih noisy di ISO >12.800 dibanding Canon R5 (45MP). Kurang ideal untuk astro murni.
- Harga Mahal: Body saja Rp 50 juta+; tambah lens GM series bisa tembus Rp 100 juta. Tidak ada built-in flash.
- Rolling Shutter di Video: Masih ada di 4K 60p untuk subjek cepat, meski lebih baik dari generasi sebelumnya.
Dalam review Space.com, kamera ini “revolusioner untuk pro, tapi overkill untuk pemula.”
Dibandingkan Pesaing: Mengapa Pilih a7R V?
Di 2025, kompetitor seperti Canon EOS R5 Mark II (45MP, AF bagus tapi resolusi kalah) atau Nikon Z8 (45MP, video lebih kuat) menantang. Sony unggul di resolusi dan AF AI, tapi Nikon lebih all-round untuk video. Jika budget ketat, a7R IV (Rp 30 juta) masih oke, tapi kehilangan AI magic.
| Kamera | Resolusi | AF AI | Video Max | Harga (Rp Juta) |
|---|---|---|---|---|
| Sony a7R V | 61MP | Ya | 8K 24p | 50–60 |
| Canon R5 II | 45MP | Ya | 8K 60p | 55–65 |
| Nikon Z8 | 45MP | Ya | 8K 60p | 60–70 |
Sony a7R V adalah kamera yang “meledakkan pikiran” bagi siapa saja yang haus detail dan inovasi. Di 2025, dengan rumor a7R VI 80MP menggantung, ini saat tepat upgrade jika Anda pro landscape atau studio. Bukan untuk semua orang—tapi bagi yang serius, ia ubah cara Anda melihat dunia melalui lensa.
